DAERAHLampung SelatanPENDIDIKAN

ITERA Dorong Pencegahan Stunting Lewat Edukasi dan Pemanfaatan Daun Kelor sebagai Produk Nutrasetika

Lampung Selatan, beeoninfo.com

Institut Teknologi Sumatera (ITERA) melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang berkolaborasi dengan Mahasiswa KKN Rekognisi di Desa Banjar Agung, Lampung Selatan.

Dalam kegiatan pengabdian ini melibatkan dosen program studi dari  Farmasi yang beranggotakan ibu apt. Juwana Janu, M.Farm , ibu apt. Mubarika Sekarsari Yusuf., S.Farm., M.Farm serta Ketua PKM ibu apt. Untia Kartika Sari Ramadhani  M.Farm. yang juga menggandeng dosen program Teknologi Industri Pertanian yang beranggotakan  ibu Eka Nur’azmi Yunira, S.T.P., M.Si., bapak Dr. Jatmiko Eko Witoyo, S.TP., M.P., Noveliska Br Sembiring, S.TP., M.Sc. serta dosen dari prodi Sains Aktuaria yang beranggotakan ibu Dila Tirta Julianty, S.Si., M.Si. dan ibu Amalia Listiani, S.Pd., M.Sc., dengan tema “ Edukasi dan Pemanfaatan Daun Kelor sebagai Produk Nutrasetika untuk Pencegahan Stunting.”

Stunting atau  yang didefinisikan sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya masih cukup tinggi di Indonesia yaitu sekitar 19,8% di tahun 2024 sehingga perlu adanya upaya dari institusi pendidikan untuk mendukung program pemerintah dalam hal menurunkan angka stunting dengan mengedukasi kader posyandu dan ibu-ibu yang memiliki balita salah satunya di desa banjar agung lampung selatan untuk memiliki pengetahuan mengenai pangan fungsional yang termasuk dalam kategori produk nutrasetika yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah stunting.

Salah satunya dengan memanfaatkan kelor sebagai inovasi produk nutrasetika  yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah stunting karena kelor kaya akan nutrisi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan anak sehingga anak bisa terhindar dari stunting. Kegiatan  ini dihadiri oleh ibu-ibu kader posyandu yang berperan sebagai tonggak utama pemerintah untuk menurunkan angka stunting dan ibu-ibu yang memiliki balita agar memperhatikan asupan yang diberikan kepada balita agar terhindar dari stunting.

Dalam materinya, apt. Untia Kartika Sari Ramadhani, M.Farm. menyampaikan bahwa daun kelor (Moringa oleifera) ternyata mengandung nutrisi penting seperti protein nabati, kalsium, zat besi, vitamin A, C, D, E, serta asam amino esensial yang dapat mendukung pertumbuhan anak sehingga anak terhindar dari tanda-tanda anak menderita stunting yaitu seperti berat badan dan tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan umurnya, daya tahan tubuh yang lemah, perkembangan motorik yang lambat dan sulit konsentrasi dan belajar pada saat disekolah.

“Pemanfaatan daun kelor sebagai teh herbal, jelly, maupun omelet menjadi solusi sederhana dan bergizi untuk mencegah stunting,” ujarnya.

Selain itu  kelor juga mudah ditemui dan harganya terjangkau dan mudah diolah menjadi produk nutrasetika dalam bentuk pangan fungsional yang bergizi  dan disukai Masyarakat” ujar bapak Dr. Jatmiko Eko Witoyo, S.TP., M.P.

Sementara itu, Dila Tirta Julianty, S.Si., M.Si. menyoroti aspek ekonomi dari pemanfaatan kelor.

“Produk nutrasetika berbasis kelor yang berpotensi  juga untuk menjadi peluang bisnis makanan dan minuman  antara lain seperti  Teh Kelor yang bisa dipasarkan  dengan diberi nama ”More Tea”, Herba Jelly Drink Kelor dengan nama ”Morikids”, dan minuman kesehatan ”Morisago” yang bila dipasarkan tidak hanya menyehatkan, tetapi juga berpotensi menjadi menjadi komoditi yang memiliki nilai ekonomi yang  tinggi untuk berpeluang dipasarkan secara luas,” jelasnya.

Melalui penyuluhan dan pelatihan ini,  Tim Pengabdian Masyarakat ITERA yang melibatkan 3 program studi yaitu farmasi, teknologi industri pertanian dan sains aktuaria berkomitmen mendukung Generasi Emas 2045 Indonesia Bebas Stunting dengan memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan kelor sebagai pangan lokal bergizi yang bisa mencegah stunting. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *